Rabu, 04 April 2012

Gangguan Skizofrenia


GANGGUAN SKIZOFRENIA

Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang ditandai dengan kekacauan kepribadian, distrosi terhadap realitas, ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari ( Atkinson dkk., 1992), perasaan dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham/delusi, dan gangguan persepsi (PPDGJ, 1983).

Gangguan Skizofrenia ini terdapat pada semua kebudayaan dan mengganggu di sepanjang sejarah, bahkan pada kebudayaan-kebudayaan yang jauh dari tekanan modern sekalipun. Umumnya gangguan ini muncul pada usia yang sangat muda, dan memuncak pada usia antara 25-35 tahun. Gangguan yang muncul dapat terjadi secara lambat atau dating secara tiba-tiba pada penderita yang cederung suka menyendiri yang mengalami stress ( Atkinson dkk., 1992).

Ciri-ciri Skizofrenia
Penderita skizofrenia menderita penyakitnya secara cepat atau lambat, dengan gejala-gejala yang bermacam-macam. Beberapa cirri utama penderita skizofrenia yang tidak selalu muncul pada setiap penderitaannya antara lain adalah ( Atkinson dkk., 1992):

a.      Kekacauan Pikiran dan Perhatian
      Menurut Atkinson dkk. (1992) kekacauan pikiran disini merupakan kesulitan umum untuk menyaring stimulus yang relevan. Pada kebanyakan orang normal pemusatan perhatian dapat dilakukan secara efektif. Dari beragamnya informasi yang masuk, kita dapat menyeleksi stimulus mana yang relevan. Sementara pada penderita skizofrenia kemampuan ini menghilan, karena jika ia menghadapi banyak stimulus pada waktu yang bersamaan, maka ia sulit untuk mengambil makna dan menyeleksi masukan-masukan yang beragam tersebut. Ketidakmampuan menyaring stimulus ini ditandai dengan pembicaraan yang tidak berujung pangkal.
b.      Kekacauan Persepsi
Pada penderita skizofrenia akut seringkali mengalami bahwa dunia tampak berbeda baginya. Suara terdengar lebih keras, warna terlihat lebih mencolok, dan tubuhnya terlihat tidak sama (misalnya tangan tampak lebih panjang atau lebih pendek, kaki sangat panjang, dan mata tampak keluar dari wajah). Beberapa penderita sudah tidak dapat mengenali dirinya sendiru di dalam cermin atau melihat bayangannya sendiri seperti bayangan rangkap tiga ( Atkinson dkk., 1992).
c.       Kekacauan afektif
Penderita skizofrenia uumnya tidak dapat memberikan respons emosional yang normal dan wajar. Mereka seringkali pasif dan tidak responsive terhadap situasi-situasi yang seharusnya membuat mereka sedih atau gembira. Kadang-kadang mereka mengungkapkan perasaan yang tidak sesuai dengan situasi atau pikiran yangt diungkapkan ( Atkinson dkk., 1992).
d.      Penarikan Diri dari Realita
Selama mengalami penderita skizofrenia seseorang cenderung menarik diri dari pergaulan dengan orang lain dan cenderung asik dengn dunianya sendiri (khayalan dan pikirannya sendiri). Keasikan dengan diri sendiri tersebut seringkali disebut dengan autism.  Keasikan terhadap diri sendiri dapat menjadi amat intens, sehingga penderita mengalami disorientasi waktu (tidak tahu hari, tanggal, dan bulan) dan disorientasi tempat (tidak tahu dimana dia berada). Penarikan diri dari realita ini pada penderita akut dapat bersifat sementara. Sedangkan pada penderita menjadi tidak responsive pada peristiwa-peristiwa eksternal, tetap diam dan tidak bergerak selama berhari-hari, serta harus dirawat seperti bayi ( Atkinson dkk., 1992).
e.       Delusi dan Halusinasi
Delusi adalah suatu perasaan keyakianan atau kepercayaan yang keliru, yang tidak dapat diubah lewat penalaran atau dengan disajikannya fakta-fakta. Delusi yang sifatnya menetap dan sistematis akan berakibat menjadi abnormal (Chaplin, 1995). Delusi pada penderita skizofrenia berupa keyakinan bahwa kekuatan eksternal mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya. Delusi tersebut juga meliputi keyakinan bahwa pikirannya dapat dipancarkan pada dunia sekelilingnya, sehingga merasa bahwa pikiran-pikirannya dapat diketahui oleh sekelilingnya ( Atkinson dkk., 1992).
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan yang keliru atau palsu, dimana penderita menghayati gejala-gejala yang di khayalkan sebagai hal yang nyata. Halusinasi adakalanya dialami juga oleh orang normal (Chaplin, 1995). Pada penderita skizofrenia, delusi bisa berdiri sendiri maupun berkaitan dengan halusinasi. Halusinasi pada penderita skizofrenia, delusi bisa secara auditoris, visual, maupun sensoris. Halusinasi auditoris biasanya merupakan suara-suara yang mengatakan kepada penderita tentang sesuatu yang harus dilakukannya. Halusinasi visual adalah keyakinan melihat suatu objek tertentu yang tidak biasa, misalnya melihat makhluk aneh atau malaikat. Sementara halusinasi sensoris tidak banyak terjadi, misalnya keyakinan bahwa terdapat bahwa terdapat bau busuk yang terpancar dari tubuh penderita (Atkinson dkk., 1992).

Tipologi Skizofrenia
menurut Baron (1989) skizofrenia dapat dikategorikan lagi menjadi empat yaitu: Disorganized Schizofrenia, Paranoid Schizofrenia, Catatonic Schizofrenia, & Undifferentiated Schizofrenia. Masing-masing tipe skizofrenia tersebut akan dijabarkan berikut ini:

1.      Disorganized Schizofrenia
Disorganized schizofrenia seringkali disebut dengan istilah Skizofrenia Hebefrenik (kacau), dimana cirri yang menonjol adalah ketololon dan inkoherensi. Para penderita seringkali tertawa atau menangis keras-keras untuk sebab yang tidak jelas dan berceloteh tanpa makna dalam beberapa jam. Beberapa diantaranya kadang-kadang mengalami delusi dan halusinasi, meski kabur dan tidak jelas (Baron, 1989)

2.      Paranoid Schizofrenia
Pada tipe ini, penderita mengalami delusi persekusi, yaitu adanya keyakinan melihat orang-orang berkomplotan untuk merusak atau menyerang penderita dimana saja berada. Mereka juga mengalami waham kebesaran. dari kedua delusai tersebut, delusi penderita makin terinci dan sistematis, sehingga pada suatu titik tertentu penderitaanya tersebut seperti suatu alur dalam novel (Baron, 1989).

3.      Catatonic Schizofrenia
Penderita skizofrenia katatonik banyak mengalami kejadian-kejadian aneh dan ganjil (bizarre) secara menyeluru. Penderita ini menunjukkan nsalah satu perilaku dari “dingin” (beku total) atau justru mudah sekali terangsang. Seringkali mereka berada di antara kedua sifat tersebut. Misalnya duduk seperti orng lumpuh untuk beberapa waktu yang lama, kemudian secara tiba-tiba diintrupsi dengan suatu tindakan tertentu. Tipe ini merupakan tipe skizofrenia yang jarang terjadi (Baron, 1989)

4.      Undifferentiated Schizofrenia
Skizofrenia jenis ini adalah bagi pnderita yang tidak dapat dikategorikan pada skizofrenia tipe lain, termasuk didalamnya skizofrenia yang menunjukkan adanya gangguan pada pikiran, persepsi, emosi, meski tidak terlihatr aneh pada tipe yang lain (Baron, 1989).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar