Jumat, 29 Oktober 2010

Manusia dan Cinta Kasih


Manusia dan Cinta Kasih

 

Pengertian Cinta dan Kasih Sayang

Cinta adalah satu perkataan yang mengandungi makna perasaan yang rumit. Bisa di alami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke 21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Menurut Frich Fromm cinta diibaratkan sebagai suatu seni, yang sebagaimana bentuk seni yang lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk biasa menggapainya. Djoko widagdho, IBD,1988.hal 38-40
Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
  1. Perasaan terhadap keluarga
  2. Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
  3. Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
  4. Perasaan yang hanya merupakan kemahuan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
  5. Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
  6. Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
  7. Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
  8. Perasaan terhadap negaranya atau patriotisme
  9. Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
Pengunaan perkataan cinta dalam masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa Inggris. Love digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape dan storge. Namun demikian perkataan-perkataan yang lebih sesuai masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan seperti berikut:
  1. Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros
  2. Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia
  3. Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape
  4. Semangat nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme, storge
Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
  • Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
  • Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
  • Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.

KASIH SAYANG

Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
  1. Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
  2. Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
  3. Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
  4. Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
  5. Cinta Terhadap Allah

Mengapa manusia dan cinta kasih saling berhubungan?? Karna manusia tidak dapat hidup sendirian dan tidak mungkin manusia tidak memiliki cinta dan kasih. Sebab seseorang pasti menyayangi dan mencintai orang tua mereka, adik, kakak, saudara serta teman dan kerabat mereka.Namun cinta terhadap pasangan berbeda dengan cinta kepada orang tua maupun pada saudara. Karena cinta terhadap pasangan lebih kompleks untuk di jelaskan.

Ilmu Budaya Dasar Dan Kesusastraan


ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

Dalam sejarah kebudayaan Indonesia peran sastra lisan maupun tulis sangat menonjol dalam memperadabkan masyarakatnya. Warisan sastra semacam itu dapat dilihat dari tersimpannya ribuan karya-karya sastra tertulis di museum-museum daerah, seperti perpustakaan nasional, perpustakaan kraton Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, Cirebon, Melayu-Riau, Bali, dan daerah-daerah suku yang lain. Pada suku Sunda, misalnya, terdapat 80 sastra lontar yang baru sekitar 10 saja yang sudah diterjemahkan, belum terhitung khasanah sastra lisan berupa pantun Sunda dan wawacannya.

Sebenarnya Indonesia mempunyai banyak warisan sastra yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia mencintai sastra. Namun sangat di sayangkan rakyat Indonesia saat ini tidak peduli lagi oleh warisan sastra tersebut dan kurang meminati belajar lebih dalam tentang sastra, sehingga lambat laun sastra mulai kurang di minati oleh rakyat Indonesia.
Modernitas memang tak bisa dielakkan. Mau tak mau Indonesia harus berperadaban yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Indonesia harus berubah dari Indonesia pra-modern menjadi bangsa modern. Tetapi apakah perubahan? Perubahan adalah sesuatu menjadi sesuatu yang lain dari sesuatu itu sendiri. Indonesia menjadi Indonesia modern dari keindonesiaannya sendiri. Aku adalah dia sebagai aku.

ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Puisi dipakai sebagai media sekaligus sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam buku Ilmu Budaya Dasar.
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan. Maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa (figurative language)
2. Kata-kata yang ambiquitas
3. Kata-kata berjiwa
4. Kata-kata yang konotatif
5. Pengulangan
Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan sukar dicerna,puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan suasana-suasana dan peristiwa-peristiwa kehidupan menusia dan kaitan kehidupannya dengan alam dan Tuhan. Dan puisi merupakan hasil penghayatan dan pengalaman penyair terhadap kehidupan manusia, terhadap alam dan Tuhan yang diekspresikannya melalui bahasa yang artistik.
Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika, estetika dan kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih. Misalnya :
1. Rendra dengan puisinya “Episode”, yang melukiskan betapa kemesraan cinta begitu merasuk kedalam jiwa dua sejoli muda-mudi yang sedang menjalin cinta.
2. “Padamu Jua”, mengungkapkan pandangan hidup ketuhanan dan ratapan Amir Hmzah yang hancur luluh karena tali cintanya yang telah begitu mesra dengan seorang gadis Jawa direnggut dan diputuskan oleh ayahnya, yang akan menjodohkan puteranya dengan gadis pilihan ayahnya yang masih terbilang kemenakannya sendiri.
Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam alam metafisis, suatu impian yang berkepribadian sehingga sukar dihayati isinya.
Contoh Prosa dan Puisi
Prosa “Menembus Waktu”,yang menggambarkan :
1. Manusia dan harapan
2. Manusia dan cinta kasih
3. Manusia dan keadilan
4. Manusia dan penderitaan
5. Manusia dan tanggung jawab
6. Manusia dan pandangan hidup
7. Manusia dan kegelisahan

Sastra Lisan
Sastra lisan berkembang di daerah perdesaan dalam bentuk cerita tutur. Fungsi jenis sastra ini adalah sebagai afirmasi sistem kepercayaan setiap suku di Indonesia. Kita menyebutnya sebagai mitos. Setiap sistem kepercayaan mana pun memiliki mitos-mitosnya sendiri. Inilah semacam “kita suci” mereka. Mitos-mitos asal-usul dunia (suku) dan manusia (suku) di berbagai daerah di Indonesia belum pernah kita kumpulkan.

Mitos asal-usul kejadian manusia dan semesta ini mengandung cara berpikir mendasar tentang keberadabaan, yakni sedikit banyak filosofis. Dan ternyata untuk setiap suku dapat berbeda-beda. Mitos Toar dan Lumimuut di Minahasa, Mitos Te’se di Riung, Manikmaya di Jawa, Sulanjana di Sunda, Tambo Minangkabau di Minang, Femuripits di Asmat, menunjukkan perbedaan filosofis tersebut. Lu,o,iit dan Te’se, misalnya, manusia pertama yang muncul di dunia ini adalah perempuan yang keluar dari keringat batu atau belahan batu, yang hamil dengan persetubuhan dengam alam, Lumimuut membongkok ke arah mata angin, Te’se serbuk bunga masuk ke kelaminnya waktu tidur. Keduanya melahirkan anak lelaki, yang kemudian akan mengawini ibunya itu, dan berkembang biaklah manusia (suku). Femuripits agak lain. Dia lelaki yang muncul begitu saja dari sebuah gunung di hulu sungai. Ia berlayar ke arah hilir dan disana membuat patung kayu sepasang, lalu ia menari mengelilinginya, dan patung-patung kayu itu menjadi manusia Asmat yang pertama. Di masyarakat Jawa dan Sunda agak mirip, yakni keberadabaan ini muncul dari kekosongan mutlak yang disebut auwung awang uwung.

Mitologi-mitologi ini (sastra) dijadikan pegangan utama dalam membentuk peradaban. Mitos-mitos ini semacam “kitab suci” suku yang membentuk nilai-nilai etik. Dan ternyata nilai etik yang satu berbeda bahkan bertentangan dengan yang lain. Di satu fihak perempuan menduduki tempat terhormat (lelaki di bawah perempuan), di fihak lain sebaliknya. Di satu fihak korban manusia penting bagi kesuburan tanaman (mitos Te’se di Riung), di fihak lain perkawinan merupakan syarat penting kesuburan tanaman (Jawa, Sunda). Terdapat dua motif utama keselamatan manusia, yakni perang (kematian) dan perkawinan (memihak kehidupan).
Sumber: http://tree-network.blogspot.com/2010/03/ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan.html

Manusia Dan Kebudayaan

Manusia dan Kebudayaan

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologisrohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
            Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
 Unsur-unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1. alat-alat teknologi
2. sistem ekonomi
3. keluarga
4. kekuasaan politik

Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2. organisasi ekonomi
3. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4. organisasi kekuatan (politik)
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Ahli filsafat YahudiProtagoras telah membuat pernyataan terkenal bahwa “Manusia adalah ukuran dari segalanya; apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu”Aristotlemendeskripsikan manusia sebagai “hewan komunal” (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan “hewan dengan sapien” (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.
Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa keberadaan manusia yang diciri-cirikan oleh dosa, dan tujuan hidupnya adalah untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah kematianPencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan Immanuel Kant“Manusia dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia adalah ‘hewan rasionil’”. Pada awal abad ke-20Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada positivisme mendalilkan bahwa kelakuan manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.
Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies yang paling tersama-ratakan di Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal: Kemampuan untuk membuat dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir secara simbolik, dalam hal abstrak atau secara logika. Adalah susah, namun, untuk tiba pada suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya manusia, dan harapan untuk menemukan ciri-ciri unik manusia yang adalah masalah dari renungan-diri manusia lebih daripada suatu masalah zoologi.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia#Kebudayaan_dan_peradaban
http://skyrider27.blogspot.com/2010/03/manusia-dan-kebudayaan.html

Jumat, 08 Oktober 2010

SPEAKER

SPEAKER
   Speaker adalah suatu alat/tranducer yang mengubah sinyal elektrik menjadi mekanik(pergerakan driver), dan menjadi energi akustik. Speaker merupakan perangkat eksternal yang digunakan untuk mendengarkan output suara yang dihasilkan oleh sebuah komputer atau perangkat multimedia. Pada awalnya, speaker komputer memiliki keterbatasan kualitas suara tetapi pada perkembangannya kualitas speaker komputer memiliki keterbatasan kualitas suara, tetapi pada perkembangannya kualitas speaker komputer terus mengalami peningkatan. Dengan berjalannya waktu, pada era 90an mulai ada soundcard yang dikeluarkan oleh creative dengan soundblasternya membuat dunia multimedia semakin marak. Perkembangannya saat ini semakin canggih, dimana soundcard yang dilengkapi dengan sub-woofer menjadikan kualitas suara sangat bagus dan menarik.
    Speaker komputer, yang speaker eksternal ke komputer, yang menonaktifkan kesetian yang lebih rendah built-in speaker. Mereka sering memiliki amplifier daya rendah internal. Sambungan audio standar adalah (1/8 inci) 3.175mm stereo jack plug sering diberi warna hijau kapur (mengikuti 99 PC standar) untuk komputer kartu suara. Sebuah plug dan soket untuk kabel 2 (sinyal dan ground) kabel koaksial yang banyak di gunakan untuk menghubungkan analog audio dan video komponen. Juga disebut sebagai "phono konektor," baris soket RCA yang ditemui di belakang amplifier stereo dan A/V banyak produk. Cabang adalah 1/8 "tebal oleh 5/16" panjang. Sebuah beberapa menggunakan sebuah konektor RCA untuk input. Ada juga USB peaker yang bertenaga dari 5 volt di 500 milliamps di sediakan oleh port USB, memungkinkan sekitar 2,5watt output.
   Speaker komputer ini biasanya dikemas dengan sistem komputer kecil, plastik, dan memiliki kualitas suara yang biasa-biasa saja. Beberapa speaker komputer memiliki fitur  pemerataan seperti bass dan kontrol treable.
   Ampliter internal yang membutuhkan sumber daya eksternal, biasanya sebuah AC adapter. Speaker komputer yang lebih canggih dapat memiliki sebuah unit "subwoofer" untuk meningkatkan output bass, dan unit-unit ini biasanya termasuk power amplifier yang baik untuk speaker bass, dan speaker "satelit" yang kecil.
   Dalam setiap sistem penghasil suara, penentuan suara kualitas baik tergantung dari speaker. Rekaman yang terbaik dikodekan dalam alat penyimpanan yang berkualitas tinggi, dan dimainkandengan deck dan pengeras suara kelas ata, tetap saja hasil suaranya akan jelek bila dikaitkan dengan pengeras suara berkualitas rendah.
   Sistem pada speaker adalah suatu komponen yang membawa sinyal, menyimpannya dalam CDs, tapes dan DVDs, lalu mengembalikan lagi ke dalam bentuk ke dalam bentuk suara aktual yang dapat kita dengar.Dalam artikel ini, akan dijelaskan bagaimana sebuah speaker melakukan proses tersebut.Selain itu akan di bahas mengapa speaker di rancang berbeda-beda, dan bagaimana perbedaan tersebut menimbulkan efek yang berbeda pula tehadap kualitasnya. Speaker adalah sebuah teknologi menajubkan yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya kita.Namun disamping itu speaker hanyalah adalah alat yang sangat sederhana.
   Beberapa menampilkan komputer memiliki dasar yang agag built-in. Laptop datang dengan speaker yang terintergrasi. Sayangnya dibatasi ruang yang tersedia di laptop, berarti speaker ini biasanya menghasilkan suara berkualitas rendah. Bagi beberapa pengguna, memimpin menghubungkan output suara komputer ke dalam sistem stereo yang praktis. Ini biasanya memberikan hasil yang lebih baik daripada speaker komputer murah kecil. Speaker komputer juga dapat berfungsi sebagai penguat ekonomi untuk MP3player digunakan untuk tidak menggunakan heandphone meskipun beberapa model speaker komputer memiliki jack heandphone mereka sendiri.

Kamis, 07 Oktober 2010

ILMU BUDAYA DASAR


Ilmu Budaya Dasar

# Pengertian Budaya Dasar
    Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan. Ilmu budaya dasar di kembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah "basic humanitiesm" yang berasal dari istilah bahasa inggris "the humanities", yang berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia,berbudaya dan halus.Dengan mempelajari the humanities diharapkan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
   Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebai manusia itu  sendiri.
   Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
   Prof. Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dalam 3 kelompok besar, yaitu:
1. Natural science
    Ilmu-ilmu alamiah yang bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat pada alam semesta. Astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika adalah yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah.
2. Sosial science
    Ilmu sosial yang bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia.Ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosialogi hukum dsb.
3. Pengetahuan budaya (the humanities)
    Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.

# Tujuan Budaya Dasar
   a. Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang mengenal luarnya saja.
   b. Mengenal prilaku diri sendiri maupun orang lain.
   c. Sebagai bekal penting dalam pergaulan hidup
   d. Perlu bersikap luwes setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu prilaku manusia.
   e. Tanggap terhadap hasil budaya secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta prilaku manusia dan ketentuan yang diciptakan.
   f. Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta mendasar serta mampu menghargai budaya yang di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya.
   g. Tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerah dan kekotaan.

  Ilmu budaya dasar memiliki ruang lingkup antara lain :
  - Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuaan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin), di dalam pengetahuan buday, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
   - Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.

 # Faktor-faktor penghambat proses perubahan kebudayaan:
1. Faktor dari dalam masyarakat
   - Bertambah dan berkurangnya penduduk
   - Penemuan-penemuan baru
   - Pertentangan-pertentangan di dalam masyarakat 
   - Terjadinya pemberontakan di dalam tubuh masyarakat itu sendiri
2. Faktor dari luar masyarakat 
   - Berasal dari lingkungan dan fisik yang ada di sekitar manusia 
   - Peperangan dengan negara lain 
   - Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

  # Hakekat kebudayaan 
   1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari prilaku dari prilaku manusia
   2. Kebudayaan itu ada sebelumnya generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada
   3.Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
   4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban-kewajiban

sumber : www.membuatblog.web.id/2002/02/ilmu-budaya-dasar.html