Selasa, 30 November 2010

Manusia dan Keadilan


Manusia dan Keadilan

Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karma dala kehidupannya manusia menghadapi keadilan/ketidakadilan setiap hari. Oleh karena itu, keadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreatifitas manusia. Contohnya, apabila seseorang mendapat ketidakadilan dalam hal pekerjaan maka ia akan berusaha untuk menunjukan kebenaran agar ia mendapat keadilan dengan cara mengoptimalkan kinerja kerja ia, agar dapat terlihat mana yang benar dan mana yang salah.
Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.
Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki cirri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hukum.
Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar