Pengertian Psikoterapi
Secara
etimologis mempunyai arti sederhana, yakni psyche: mind / jiwa dan therapy :
merawat, mengobati, menyembuhkan, sedangkan menurut Wohlberg (dalam Phares dan
Trull, 2001) psikoterapi adalah pengobatan dengan cara psikologis dari masalah
yang bersifat emosional. Dimana seseorang terlatih sengaja membangun hubungan
professional dengan pasien, dengan tujuan menghapus, mengubah atau menghambat
gejala yang terganggu pola mediasi perilaku, meningkatkan pertumbuhan
kepribadian yang positif dan pengembangan.
Tujuan Psikoterapi
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut
Corey (dalam Gunarsa, 2004) yaitu membantu klien menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat melalui pemahaman intelektual.
Sedangkan tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik
menurut Ivey (dalam Gunarsa, 2004) adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap
kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari
konflik-konflik yang lama.
Selain itu terdapat tujuan psikoterapi dengan pendekatan
terpusat yang dikemukakan oleh Corey (dalam Gunarsa, 2004) antara lain : untuk
memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan baik,
sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang bisa mencegah pertumbuhannya.
Ada pula tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik
yang dikemukakan oleh Ivey (dalam Gunarsa, 2004) yakni untuk menghilangkan
kesalahan dalam belajar dan berperilaku untuk mengganti pola-pola perilaku yang
lebih bisa menyesuaikan.
Unsur Psikoterapi
Masserman (dalam Mujib, 2002)
melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim
pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1. Peran sosial
(martabat)
2. Hubungan
psikoterapeutik
Seorang
terapis mendengarkan dengan penuh perhatian. Kemudian terapis menyampaikan pemahamannya
terhadap klien atau bertindak untuk menghilangkan penderitaan klien pada saat
yang tepat.
3. Psikoterapi sebagai kesempatan untuk
belajar kembali
Menurut Korchin kepercayaan terhadap tindakan terapis
sangat dibutuhkan agar menghasilkan kondisi-kondisi untuk belajar kembali.
Seorang klien member kepercayaan bersama dengan ketidakpuasan dan keinginan
untuk berubah.
4. Motivasi, kepercayaan dan harapan
Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam
psikoterapi. Klien mengetahui bahwa dirinya dapat mepercayai otoritas terapis.
Dan dirinya akan diperlakukan dengan penuh hormat, oleh karena itu klien dapat
mengungkapkan pikirannya secara terbuka tanpa adanya penolakan. Sedangkan
harapan dan ketakutan dapat sesekali menyelimuti klien ketika hendak melakukan
psikoterapi.
5.
Hak
6. Retrospeksi
7.
Reduksi
8. Rehabilitasi
Perbedaan
Antara Psikoterapi dengan konseling
Konseling
|
Psikoterapi
|
Kurang
intensif
|
Lebih
intensif
|
Preventif
|
Kuratif
/ reapartif
|
Fokus
: edukasi, vocational, perkembangan
|
Fokus
: remedial
|
Setting
: sekolah, industri, social work,
|
Setting
: rumah sakit, klinik, praktek pribadi,
|
Jumlah
intervensi kurang
|
Jumlah
intervensi banyak
|
Supportive
|
Reconstructive
|
Penekanan
“normal”
/
masalah ringan
|
Penekanan
“disfungsi” / masalah berat
|
Short
term
|
Long
term
|
Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental
Illnes
1. Pendekatan Psikoanalisa
Banyak menekankan faktor
ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis manusia
2. Pendekatan Behavioristik
Menekankan proses berpikir rasional
dalam terapi. pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak
yang bisa diobservasi dan dikuantifikasi
3. Pendekatan Humanistik
Sangat mementingkan nilai-nilai
kemanusiaan pada diri seseorang.
4. Gestalt
Sebagian besar merupakan terapi
eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai
reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.
Bentuk utama psikoterapi
Bentuk utama yang dikemukakan oleh Atkinson (dalam
Maulany, 1994) terdapat enam teknik atau bentuk utama psikoterapi yang
digunakan oleh para psikiater atau psikolog, antara lain:
1. Teknik Terapi Psikoanalisa
Teknik ini menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego
yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id. Model ini
banyak dikembangkan dalam Psiko-analisis Freud. Menurutnya, paling tidak
terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental, yaitu dengan
mempelajari otobiografi, hipnotis, chatarsis, asosiasi bebas, dan analisa
mimpi. Teknik freud ini selanjutnya disempurnakan oleh Jung dengan teknik
terapi Psikodinamik.
2.
Teknik
Terapi Perilaku
Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk
memodifikasi perilaku individu, antara lain desensitisasi, sistematik,
flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku yang pantas
dan regulasi diri perilaku.
3.
Teknik
Terapi Kognitif Perilaku
Terapis membantu individu mengganti interpretasi yang
irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik.
4.
Teknik
Terapi Humanistik
Teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang
membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan memecahkan masalah mereka
dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy).
Gangguan psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan
aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau orang lain.
5.
Teknik
Terapi Eklektik atau Integratif
Yaitu memilih teknik terapi yang paling tepat untuk
klien tertentu. Terapis mengkhususkan diri dalam masalah spesifik, seperti
alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.
6.
Teknik
Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan
kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi
dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi keluarga adalah
bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau hubungan arang
tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk berhubungan satu
sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.
Daftar
Pustaka:
Maulany, dr.R F;.
(1997). BUKU SAKU PSIKIATRI. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Mujib, A. (2002). Nuansa-nuansa
Psikologi Islam. Jakarta: Grafindo Persada
Gunarsa, Singgih D (2007). Konseling dan psikoterapi. In http://books.google.co.id/books?id=vjvjGDxJi4C&pg=PA85&lpg=PA85&dq=perbedaan+psikoterapi+dengan+konseling&source=bl&ots=nxgmJh_-n&sig=QALpK3MKUqTTVXsBjd_mAmaEnY&hl=en&sa=X&ei=3wZDUbjzH9HHrQe78IHQDA&redir_esc=y#v=onepage&q=perbedaan%20psikoterapi%20deng
(p. 85). Jakarta: BPK Gunung Mulia. Di akses pada : 15 Maret 2013 pukul : 21.07
WIB